Jumat, 10 Januari 2014

REALitionship


        Di kehidupan maya, semua menginginkan hal yang indah, penuh dengan kebahagian dan berjalan dengan sempurna. Namun pada kenyataannya tidak ada perjalanan hidup yang semulus itu. Seperti Anabella, gadis manis nan baik yang selalu berusaha untuk membuat kehidupannya seperti apa yang diinginkannya.
“Bunda, aku pergi ke sekolah dulu ya. Bunda jangan sampe telat makan terus obatnya juga diminum”. Pamit Anabella sambil kemudian mencium tangan dan pipi sang bunda “iya sayang, kamu jangan terlalu mengkhawatirkan bunda, kan sudah ada mbo nah yang merawat, kamu fokus saja sama sekolah”. ”hmmh iya bunda, tapi kalau bunda kenapa-kenapa bunda harus suruh mbo nah buat telpon aku ya?”. “okay baby, takecare ya”.

         Dengan berat hati Anabella pergi juga ke sekolah. Semenjak sang bunda sakit 2 minggu lalu, nama yang akrab disapa abel ini jadi enggan untuk pergi kemanapun, termasuk sekolah. Sudah lama membolos pula jadi takut abel tidak naik kelas, terang sang bunda. Sekarang, hanya pikiran positif yang bisa membuat abel sedikit tenang. Dijalan sambil mengemudi mobil Nissan juke miliknya, abel terus memikirkan hal-hal yang telah masuk kedalam hidupnya, yang jelas tak ia inginkan. Andai saja ayah masih ada, “ahh shit!!!” selalu saja abel menyesalkan kepergian ayahnya karena kecelakaan, karena itu pula bunda merasa sangat shock sampai-sampai tidak memperdulikan kesehatannya lagi. Huuhhh, lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Untung saja ada adiknya ayah yang baru lulus s3 jurusan Arsitek, jadi perusahan ayah aman ditangannya. Sesampainya di sekolah, abel langsung menuju ke kelas tanpa menyapa sahabatnya yang sudah pasti setiap awal masuk seperti ini nongkrong dikantin untuk sarapan.

    Kelas sudah mulai dipadati oleh siswa yang sedang membicarakan macam-macam persoalan. “pagi honey” sapa seorang pria ramah “pagi, tumben kamu pagi-pagi sudah kesini. Ada apa ?” “hmm, aku hanya ingin mengingatkan kamu bahwa nanti malam aku akan mengajakmu dinner diluar”. “maaf ya sayang, sepertinya aku tidak bisa pergi, bunda pasti butuh aku, aku tidak bisa meninggalkannya sendiri dirumah”.”selalu saja bunda kamu menjadi alasan, lagian kan bunda kamu ditemani pembantu kamu, jadi kamu tidak perlu khawatir” terang Rey masih tidak mau mengalah. “terserah apa katamu, yang jelas aku akan tetap dirumah, kecuali kalau kamu memang bersedia dinner dirumah ku bersama bunda”. “ckk” tanpa berkata apapun Rey pun pergi, Abel paham betul jika Rey sudah sepertu itu artinya dia marah. Hmm, yasudahlah. Abel benar-benar sudah tidak perduli dengan sikap pacarnya itu. Sudah hampir setahun, Rey masih saja belum bisa menerima kondisi Abel yang memang terbatas untuk sekedar pacaran dengannya, jangankan untuk jalan, sekedar makan malam diluar pun Abel selalu menolak, yap apalagi alasannya selain menjaga bundanya. Padahal kedua sahabatnya joe dan lala sudah sering sekali menasihati Abel untuk mengakhiri saja hubungannya dengan Rey, karena menurut mereka Rey bukan pria yang pantas untuknya, tetapi Abel selalu saja membelanya.
**********


        Suatu ketika di kantin sekolah Joe mendapatkan Abel yang sedang duduk sendirian sambil meminum segelas ice chocolate dan seporsi soto ayam yang sedari tadi hanya ia aduk-aduk tanpa dicicipi sedikitpun. “Bel, kamu baik-baik saja kan?” Tanya Joe heran “sepertinya aku mau pingsan deh”,”hah kamu sakit ya ? ya sudah kita ke ruang uks aja ya” ajak Joe dengan panik. “haha tidak Joe, aku hanya bercanda” seperti biasa, Abel memang hobi menjahili teman-temannya termasuk Joe. “ah, Abel ! kamu ini membuat aku takut saja”, “maaf deh Joe, habis aku heran sama kamu yang selalu khawatir sama aku padahal aku memang selalu baik-baik saja”,”aku ini kan sahabatmu bel, yaw ajar saja aku bersikap seperti ini”. Andai saja kamu tahu alasan  sebenarnya. “Hei, kalian berdua kenapa sih ? dari jauh aku lihat asik sendiri” sahut Lala yang tiba-tiba datang. “kamu tuh la, selalu saja kepo sama masalah orang. Hahaha” sambung Joe dengan nada meledek. “huh, biar saja! Abel, aku mau kasih tahu ke kamu bahwa tadi aku melihat Rey di taman belakang dengan perempuan lain, setelah aku cari tahu dia dari kelas sepuluh. Pindahan dari sekolah singapura. Ayo bel, kamu harus melihat nya”. Cerita Lala dengan antusias.”ya sudah biarkan saja”,”biarkan saja katamu ? tidak bel, kamu harus kesana mereka bermesraan, anak-anak yang lain juga sudah sering melihat mereka begitu belakangan ini”. “Bel, aku tidak ingin memaksamu seperti Lala, tetapi aku sarankan supaya kamu mengambil tindakan atas perbuatan Rey”. Hmmh, dengan berat hati Abel mengikuti saran temannya untuk melihat keadaan disana.

        Dan benar saja, mereka sedang bermesraan seperti apa kata Lala. Dengan helaan nafas sejenak, Abel mendekati mereka. “hay Rey, maaf aku mengganggu kamu”. Rey berhasil tersentak akibat sapaan Abel barusan. “sa sayang, kok kamu tumben main ke taman, mm kamu sudah makan siang belum ? kita ke kantin yuk” ajak Rey dengan nada kaku, kali ini Rey benar-benar terjebak. “tidak, aku hanya ingin menengok kamu disini, seharusnya aku sadar dan bertindak bahwa kamu memang seharusnya tidak bersama ku dari dulu. Ternyata sahabatku benar, kamu tidak benar-benar sayang kepadaku karena kamu pun tidak menyukai bunda”,”bukan begitu maksudku bel, aku tidak ada apa-apa sama dia”,”sudahlah Rey, sebenarnya aku sudah tahu kelakuanmu dari dulu, hanya saja aku menutupi itu semua dari bunda dan sahabatku, karena aku percaya kepadamu bahwa kamu tak sejahat itu. Tapi nyatanya aku salah” jelas Abel kepada semuanya. “Bel, aku seperti ini juga karena kamu, karena kamu tidak pernah bisa meluangkan waktu untuk aku. Aku bosan! Tapi sekarang aku menyesal, maafkan aku bel” bujuk Rey. “Aku tidak marah kepadamu Rey, kamu benar, aku memang bukan perempuan yang baik untuk mu karena aku tidak bisa mengikuti semua apa yang kamu mau, jadi terimakasih untuk kebaikanmu selama ini dan semoga kamu bahagia dengannya”.

   Meskipun semua terlihat menyakitkan, namun bagi Abel itu semua merupakan pelajaran berharga untuknya. “Kamu yang sabar ya bel, aku sudah yakin dia memang tidak pantas untukmu” Lala mencoba untuk menghibur, sedangkan Joe hanya bisa tersenyum melihat keputusan yang diambil oleh Abel. “tenang saja guys, aku bahagia dengan kejadian semua ini, aku benar-benar belajar dari pengalaman ku. Dari awal aku sudah berjanji, aku tidak akan mencintai pria yang tidak mencintai bundaku, jadi semua keputusan ini sama sekali tidak aku sesali”. Sikap tegar dan bijaksananya Abel membuat kedua sahabatnya bangga dengan dirinya, tidak heran kalau mereka pun sangat sayang kepada Abel, bahkan lebih bagi Joe.


 

Diah Kusumawardani Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger