Di kehidupan maya, semua
menginginkan hal yang indah, penuh dengan kebahagian dan berjalan dengan
sempurna. Namun pada kenyataannya tidak ada perjalanan hidup yang semulus itu.
Seperti Anabella, gadis manis nan baik yang selalu berusaha untuk membuat kehidupannya
seperti apa yang diinginkannya.
“Bunda, aku pergi ke sekolah dulu
ya. Bunda jangan sampe telat makan terus obatnya juga diminum”. Pamit Anabella
sambil kemudian mencium tangan dan pipi sang bunda “iya sayang, kamu jangan
terlalu mengkhawatirkan bunda, kan sudah ada mbo nah yang merawat, kamu fokus
saja sama sekolah”. ”hmmh iya bunda, tapi kalau bunda kenapa-kenapa bunda harus
suruh mbo nah buat telpon aku ya?”. “okay baby, takecare ya”.
Dengan berat hati Anabella pergi
juga ke sekolah. Semenjak sang bunda sakit 2 minggu lalu, nama yang akrab
disapa abel ini jadi enggan untuk pergi kemanapun, termasuk sekolah. Sudah lama
membolos pula jadi takut abel tidak naik kelas, terang sang bunda. Sekarang,
hanya pikiran positif yang bisa membuat abel sedikit tenang. Dijalan sambil
mengemudi mobil Nissan juke miliknya, abel terus memikirkan hal-hal yang telah
masuk kedalam hidupnya, yang jelas tak ia inginkan. Andai saja ayah masih ada,
“ahh shit!!!” selalu saja abel menyesalkan kepergian ayahnya karena kecelakaan,
karena itu pula bunda merasa sangat shock sampai-sampai tidak memperdulikan
kesehatannya lagi. Huuhhh, lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Untung saja ada
adiknya ayah yang baru lulus s3 jurusan Arsitek, jadi perusahan ayah aman
ditangannya. Sesampainya di sekolah, abel langsung menuju ke kelas tanpa
menyapa sahabatnya yang sudah pasti setiap awal masuk seperti ini nongkrong dikantin untuk sarapan.
Kelas sudah mulai dipadati oleh
siswa yang sedang membicarakan macam-macam persoalan. “pagi honey” sapa seorang pria ramah “pagi, tumben kamu
pagi-pagi sudah kesini. Ada apa ?” “hmm, aku hanya ingin mengingatkan kamu
bahwa nanti malam aku akan mengajakmu dinner diluar”. “maaf ya sayang,
sepertinya aku tidak bisa pergi, bunda pasti butuh aku, aku tidak bisa
meninggalkannya sendiri dirumah”.”selalu saja bunda kamu menjadi alasan, lagian
kan bunda kamu ditemani pembantu kamu, jadi kamu tidak perlu khawatir” terang
Rey masih tidak mau mengalah. “terserah apa katamu, yang jelas aku akan tetap
dirumah, kecuali kalau kamu memang bersedia dinner dirumah ku bersama bunda”.
“ckk” tanpa berkata apapun Rey pun pergi, Abel paham betul jika Rey sudah
sepertu itu artinya dia marah. Hmm, yasudahlah. Abel benar-benar
sudah tidak perduli dengan sikap pacarnya itu. Sudah hampir setahun, Rey masih
saja belum bisa menerima kondisi Abel yang memang terbatas untuk sekedar
pacaran dengannya, jangankan untuk jalan, sekedar makan malam diluar pun Abel
selalu menolak, yap apalagi alasannya selain menjaga bundanya. Padahal kedua
sahabatnya joe dan lala sudah sering sekali menasihati Abel untuk mengakhiri
saja hubungannya dengan Rey, karena menurut mereka Rey bukan pria yang pantas
untuknya, tetapi Abel selalu saja membelanya.
**********
Suatu ketika di kantin sekolah
Joe mendapatkan Abel yang sedang duduk sendirian sambil meminum segelas ice
chocolate dan seporsi soto ayam yang sedari tadi hanya ia aduk-aduk tanpa
dicicipi sedikitpun. “Bel, kamu baik-baik saja kan?” Tanya Joe heran
“sepertinya aku mau pingsan deh”,”hah kamu sakit ya ? ya sudah kita ke ruang
uks aja ya” ajak Joe dengan panik. “haha tidak Joe, aku hanya bercanda” seperti
biasa, Abel memang hobi menjahili teman-temannya termasuk Joe. “ah, Abel ! kamu
ini membuat aku takut saja”, “maaf deh Joe, habis aku heran sama kamu yang
selalu khawatir sama aku padahal aku memang selalu baik-baik saja”,”aku ini kan
sahabatmu bel, yaw ajar saja aku bersikap seperti ini”. Andai saja kamu tahu
alasan sebenarnya. “Hei, kalian berdua
kenapa sih ? dari jauh aku lihat asik sendiri” sahut Lala yang tiba-tiba
datang. “kamu tuh la, selalu saja kepo sama masalah orang. Hahaha” sambung Joe
dengan nada meledek. “huh, biar saja! Abel, aku mau kasih tahu ke kamu bahwa
tadi aku melihat Rey di taman belakang dengan perempuan lain, setelah aku cari
tahu dia dari kelas sepuluh. Pindahan dari sekolah singapura. Ayo bel, kamu
harus melihat nya”. Cerita Lala dengan antusias.”ya sudah biarkan
saja”,”biarkan saja katamu ? tidak bel, kamu harus kesana mereka bermesraan,
anak-anak yang lain juga sudah sering melihat mereka begitu belakangan ini”.
“Bel, aku tidak ingin memaksamu seperti Lala, tetapi aku sarankan supaya kamu
mengambil tindakan atas perbuatan Rey”. Hmmh, dengan berat hati
Abel mengikuti saran temannya untuk melihat keadaan disana.
Dan benar saja, mereka sedang
bermesraan seperti apa kata Lala. Dengan helaan nafas sejenak, Abel mendekati
mereka. “hay Rey, maaf aku mengganggu kamu”. Rey berhasil tersentak
akibat sapaan Abel barusan. “sa sayang, kok kamu tumben main ke taman, mm kamu
sudah makan siang belum ? kita ke kantin yuk” ajak Rey dengan nada kaku, kali
ini Rey benar-benar terjebak. “tidak, aku hanya ingin menengok kamu disini,
seharusnya aku sadar dan bertindak bahwa kamu memang seharusnya tidak bersama
ku dari dulu. Ternyata sahabatku benar, kamu tidak benar-benar sayang kepadaku
karena kamu pun tidak menyukai bunda”,”bukan begitu maksudku bel, aku tidak ada
apa-apa sama dia”,”sudahlah Rey, sebenarnya aku sudah tahu kelakuanmu dari
dulu, hanya saja aku menutupi itu semua dari bunda dan sahabatku, karena aku
percaya kepadamu bahwa kamu tak sejahat itu. Tapi nyatanya aku salah” jelas
Abel kepada semuanya. “Bel, aku seperti ini juga karena kamu, karena kamu tidak
pernah bisa meluangkan waktu untuk aku. Aku bosan! Tapi sekarang aku menyesal,
maafkan aku bel” bujuk Rey. “Aku tidak marah kepadamu Rey, kamu benar, aku
memang bukan perempuan yang baik untuk mu karena aku tidak bisa mengikuti semua
apa yang kamu mau, jadi terimakasih untuk kebaikanmu selama ini dan semoga kamu
bahagia dengannya”.
Meskipun semua terlihat
menyakitkan, namun bagi Abel itu semua merupakan pelajaran berharga untuknya. “Kamu
yang sabar ya bel, aku sudah yakin dia memang tidak pantas untukmu” Lala
mencoba untuk menghibur, sedangkan Joe hanya bisa tersenyum melihat keputusan
yang diambil oleh Abel. “tenang saja guys, aku bahagia dengan kejadian semua
ini, aku benar-benar belajar dari pengalaman ku. Dari awal aku sudah berjanji,
aku tidak akan mencintai pria yang tidak mencintai bundaku, jadi semua
keputusan ini sama sekali tidak aku sesali”. Sikap tegar dan bijaksananya Abel membuat kedua
sahabatnya bangga dengan dirinya, tidak heran kalau mereka pun sangat sayang
kepada Abel, bahkan lebih bagi Joe.